Cerita Misteri Kelas Kosong Lengkap
Cerita Misteri Kelas Kosong Lengkap |
Pagi ini adalah pagi yang sangat menyusahkan bagi semua siswa SMPN 4 GORONTALO, bagaimana tidak pagi itu adalah pagi yang diguyur oleh hujan yang sangat lebat dan disertai angin kencang.
Seluruh siswa berlarian menuju kelasnya masing-masing, ya meskipun sudah lari sekencang-kencangnya ya tetap basah apalagi kalau kelasnya paling belakang. Di sekolah kami ada 25 ruang kelas, 2 ruang kantor, 2 ruang Koperasi sekolah, dan 8 ruang kamar mandi.
Kelasku ada di ruang belakang tepatnya di kelas 8-H, di sebelah ruang kelasku ada satu ruangan kosong tanpa penghuni maksudnya ruang kelas itu kosong tidak ada siswa satu pun di kelas itu.
Cerita Horor Konon dahulu di kelas itu ada banyak siswa tetapi di antara siswa itu ada satu orang siswa perempuan yang memiliki penyakit ganas ya kayak kanker gitu. Dan siswa perempuan itu meninggal setelah lama mengidap penyakit kanker mematikan itu.
Siswa perempuan itu adalah salah satu siswa yang selalu diejek, dikerjain oleh temannya. Sebelum siswa perempuan itu meninggal dia bersumpah agar semua teman-teman yang sudah selama ini mengejeknya dan semua siswa yang akan menempati kelas itu akan meninggal sama seperti dia.
Setelah bersumpah dia meninggal di rumah sakit pada jam 00.00. Setelah semua temannya tahu mereka tidak berbela sungkawa tetapi malah menertetawakan siswa perempuan itu, “Kasihan banget sih Dinda, udah penyakitan eh akhirnya meninggal juga, hahaha,” Dan setelah kejadian itu semua siswa yang ada di kelas itu meninggal secara bergantian, setiap satu hari pasti ada siswa yang meninggal.
Akhirnya dalam waktu satu bulan semua siswa yang ada di kelas itu habis dan hanya tersisa kursi dan mejanya saja. Guru-Guru yang mengajar di sana pun keheranan mengapa semua siswa yang ada di kelas itu meninggal semua.
Akhirnya para Guru mencari murid baru yang akan menempati kelas itu, setelah mendapat siswa yang berjumlah 30 anak itu, mereka pun mengikuti jejak kematian seperti yang lain. Dalam waktu satu bulan mereka habis, semua siswa baru itu meninggal.
Setelah kejadian itu tidak ada lagi yang mau menempati kelas itu dan sampai sekarang kelas itu dibiarkan kosong agar tidak ada korban lagi.
“Silvi, baju kamu basah ya,” tanya Dewi.
“Iya nih Wi, kena hujan tadi,” Balasku.
“Ya sudah kamu duduk aja, biar gak kedinginan,”
“Iya Wi,”
Bel masuk pun berbunyi teng teng teng. Semua siswa masuk ke kelasnya tanpa berbaris karena di luar hujan. Setelah 10 menit akhirnya guru kelas kami pun masuk.
“Selamat pagi anak-anak,” sapa Bu Mega.
“Pagi Bu,” jawab kami serentak.
“Anak-anak hari ini hujannya deras ya, sampai-sampai Ibu aja kedinginan,”
“Iya Bu.. kami juga kedinginan,” jawab salah satu dari kami.
“Anak-anak sekarang ada kabar gembira loh,”
“Apa Bu?” jawab kami dengan gembira.
“Sekarang kalian jam kosong dan tidak ada kegiatan KBM hari ini, tapi tugas kalian hari ini adalah bersih-bersih kelas,”
“Oke Bu,”
“Jangan seneng dulu, tugas kalian adalah bersih-bersih kelas kalian dan kelas sebelah,”
“Hah kelas kosong itu Bu?” tanya Cindy.
“Iya Cin kenapa?”
“Itu kan kelasnya angker Bu, apalagi sudah kotor banget kenapa nggak kelas lain aja yang bersihin,”
“Kelas lain juga kebagian yang lain Cindy, sudah cepat kalian bersihin, nanti jam 10.00 kalian bisa meninggalkan sekolah,”
“Iya Bu, terima kasih ya,” balas kami.
Kami masih deg-degan kalau harus bersihkan kelas itu. Tapi ya gimana lagi itu sudah menjadi tugas kami. Kami pun langsung menuju kelas kosong itu, dengan perasaan berdebar-debar kami masuk ke kelas kosong itu.
Ternyata kelas itu kotor, dan semuanya pun berantakan. Kursinya pun ada yang terbelah, terjungkir dan lain-lain. Dan lebih mistisnya kelas itu berbau wangi bunga kenanga padahal tidak ada yang memberi wewangian di sana, karena memang sudah 5 tahun kelas itu tak berpenghuni.
“Wi, kamu mau bersihin yang mana?” tanya Agus si ketua kelas.
“Aku menyapu aja deh, kan lebih Cingan,” jawab Dewi.
“Ihh enak kalau begitu,” balas Cindy.
“Ya sudah kalau kalian saling iri, aku tentukan saja ya,” seru Agus.
“Ya itu lebih baik,” jawabku -Silvi.
Cerita Horor Agus pun segera membagi tugas kepada kami. Dan kami pun segera melaksanakannya, kebetulan tugasku menyapu kelas besama 3 teman yang lain sedangkan Dewi tugasnya merapikan buku di lemari belakang yang sudah penuh dengan sarang laba-laba dan debu kotor.
Sesudah membersihkan kami pun segera kembali ke rumah. Di tengah perjalanan menuju ke luar sekolah Dewi masih bertanya-tanya tentang kelas kosong itu. Tetapi aku cuma menjawabnya nanti aku ceritain.
Cerita Misteri Kelas Kosong Terlengkap |
Setelah aku dan Dewi sampai di luar sekolah, ternyata aku sudah dijemput oleh sopir mobil Ayahku. Dan aku pun langsung masuk karena Dewi juga sudah dijemput.
Sesampainya di rumah aku langsung menaruh tasku dan langsung mandi. Setelah mandi dan berpakaian aku langsung menuju ruang makan yang sudah penuh dengan makanan. Ya itu semua yang masak pembantu di rumahku.
Karena Ayah dan Ibuku selalu sibuk. Ayah bekerja di kantor sedangkan Ibuku bekerja di rumah sakit karena ibuku adalah seorang dokter mata. Aku pun makan dan setelah itu aku pergi masuk ke kamar dan langsung mengambil laptop yang ada di tasku.
Aku langsung membukanya dan mendengarkan lagu, bermain game, dan lama kelamaan aku pun mulai merasa bosan dan aku pun menutup laptopku. Aku langsung menuju halaman belakang rumahku yang di sana ada kolam renang dan taman kecil. Aku duduk di pinggir kolam renang dan sambil memasukkan kakiku ke dalam air kolam.
“Hmm rasanya sepi ya, kalau nggak punya saudara. Percuma aja punya rumah mewah kalau setiap hari sepi begini,” ucapku. Memang rumahku selalu sepi, cuma ada pembantu, sopir, satpam, dan tukang kebun. Ibuku selalu pulang jam 5 sore dan Ayahku selalu pulang jam 7 malam ya jika nggak ada tugas lembur. Jika ada tugas lembur biasanya Ayahku pulang jam 9 hingga 10 malam.
“Non Silvi, ada yang nyari non,” ucap pembantu rumahku.
“Siapa Bi?”
“Kayaknya temen Non Silvi,”
“Ya sudah Bi terima kasih ya,”
Aku pun langsung menuju ruang depan dengan kaki basah, lalu aku membuka pintu dan ternyata yang datang adalah temanku Dewi. Yah dia lagi dia lagi.
“Hai Wif ada apa?”
“Ehm, maaf ya aku ganggu, aku cuma mau tanya yang tadi,”
“Kamu masih ingat itu,”
“Ya iyalah, masa nggak,”
“Aku mau tanya asal usul kelas kosong itu, kan kamu udah banyak tahu tentang kelas itu, kamu kan osis di sekolah,”
“Ya udah, aku ceritain tapi di kamar aja ya, nggak enak di sini malu sama orang,”
“Okelah di kamar kamu aja,” Kami pun masuk ke kamarku yang berada di lantai dua. Setelah kami sampai, aku membuka pintu dan Dewi pun segera memasuki kamarku. Kami pun duduk di atas kasur. Aku memegang boneka kesayanganku dan Dewi duduk bersila di atas kasur.
“Ayo sekarang kamu ceritain!” pinta Dewi.
“Waktu itu ada seorang cewek yang selalu diejek oleh teman sekelasnya karena dia adalah anak yang penyakitan, dia selalu diejek sampai-sampai dia merasa sangat benci terhadap teman-temannya.
Cewek itu bernama Dinda. Singkat cerita dia akhirnya meninggal di rumah sakit setelah dia lama menderita sakitnya itu. Sebelum dia meninggal dia bersumpah agar teman teman yang sudah mengejeknya akan meninggal seperti dia. Dan setelah bersumpah akhirnya si Dinda ini meninggal pada pukul 12 malam pas,” Ceritaku.
“Kasihan banget ya si Dinda itu, ngomong-ngomong cerita singkat tapi kok kamu malah cerita di sini kenapa nggak tadi aja di kelas kan nggak bikin aku penasaran,”
“Iya tapi aku takut si Dinda nanti denger lalu dia mengutuk aku sama kamu meninggal, kamu mau?”
“Ya enggak sih, siapa yang mau mati,” jawab Dewi.
“Ya sudah kamu kan udah denger ceritanya, jadi kamu pulang oke,”
“Kenapa Kay?” tanya Dewi.
“Aku mau istirahat, memangnya kamu nggak mau istirahat ya kan?” tanyaku.
“Okelah aku mau pulang, dah,” sambil melambaikan tangan.
“Dah juga,”
Aku pun langsung pergi ke kamar dan langsung istirahat. Tak terasa setelah aku bangun, jam menunjukkan pukul 19.00 WIB. Aku pun segera menuju dapur untuk mengambil buah-buahan di kulkas. Pada saat di dapur kebetulan ada Bibi di sana, lalu aku pun bertanya.
“Bi Bunda belum dateng ya?”
“Belum Non Silvi mungkin nanti jam 10 malam Non,”
“Heh..” aku menghela napas, “Ya udah lah Bi,”
Aku pun langsung menuju ruang keluarga untuk menonton TV. Saat aku menyalakan TV tiba-tiba mati lampu. Aku pun serentak berteriak karena aku kaget banget. Lalu aku pun memanggil Bibi, Bibi pun datang dengan membawa lilin kecil.
“Non Silvi, Non Silvi di mana?”
“Iya Bi Silvi di sini,”
“Aduh Non, maafin Bibi ya, bibi masih cari lilin,”
“Gak apa-apa kok Bi, ya sudah kita mau ke mana ini Bi,”
“Ehm kita ke ruang tamu aja non, Non ke ruang tamu dulu bibi mau ke dapur dulu, bibi mau ngambil lilin lain takutnya lilin ini akan habis nantinya Non,”
“Ya udah deh Bi tapi jangan lama-lama ya Bi, soalnya Silvi takut Bi,”
“Iya Non tenang aja,”
Kami pun berpisah, aku ke ruang tamu dengan membawa lilin sedangkan bibi ke dapur dengan membawa senter. Aku pun berjalan dengan hati-hati sampai ke ruang tamu. Tiba-tiba..
Seperti ada yang lewat di depanku dan angin yang berhembus panas pun terasa. “Bi, Bibi Silvi takut Bi, Bibi cepetan,” Suara hening tak ada balasan dari bibi. Aku semakin takut dan meCinding karena aku teCingat misteri dari kelas kosong itu, aku takut kalau arwah Dinda yang meninggal itu ke sini karena aku membicarakannya.
Tiba-tiba HP-ku berdeCing di antara saku celanaku. Aku serentak kaget. Ternyata Agus menelepon aku. Aku segera mengangkatnya.
“Hallo, ini Agus,”
Tak ada balasan dari panggilan Agus.
“Hallo, Agus jangan bercanda ini lagi mati lampu, kamu bersuara sedikit gitu,”
“Hallloooo Kayyylaaa.” dengan suara sedikit serak, dan suaranya perempuan.
“Siapa ini?”
“Aaaku Diiiinda,”
“Hahahaha..”
Aku melempar hp-ku ke sofa.
Aku berlari tak tentu arah dan aku tak sengaja bertemu Pak satpam di ruang tengah yang lagi memegang senter.
“Non Silvi, kenapa teriak-teriak, Bapak pikir ada maling,”
“Pak, Silvi takut Bibi mana?”
“Bibi.. tadi sih dia bilang mau beli sesuatu di toko,”
“Kapan?” tanya Silvi
“Sebelum mati lampu lah,”
“Apa.. terus yang tadi bawa lilin kecil siapa kalau bukan Bibi?”
“Maksud Non?”
“Jadi yang tadi itu bukan Bibi tapi apa dong?”
Aku semakin ketakutan dan terasa aku berkeCingat dingin dan bulu kudukku berdiri semua.
“Jangan-jangan pak satpam ini juga bukan pak satpam,”
“Memang iya, saya bukan pak satpam saya adalah hantu rumah ini,”
“Pak satpam jangan bercanda, please,”
“Iya-iya non, Bapak minta maaf ya sudah non Silvi di kamar aja biar pak satpam ambilin lampu minyak ya, biar gak cepet habis dan lebih terang,”
“Tapi Silvi ikut ya,”
“Ya sudah ayo,”
Aku dan pak satpam pun pergi ke dapur, setelah mengambil lampu minyak aku diantar pergi ke kamar. Dan pak satpam menaruhnya di dekat kasur. Ya setidaknya sudah sedikit terang dari yang tadi. Aku mencoba memejamkan mataku agar rasa takut yang terus mengitariku lama kelamaan akan hilang.
Tak lama kemudian aku pun tertidur. Di tengah tidurku ada sosok yang menarik selimutku, lalu aku memberanikan diri untuk melihat. Tiba-tiba saat aku akan melihat di bawah ranjang tempat tidurku, Lampu minyak yang ku pakai meredup dan mati.
Aku pun terdiam dan tak dapat berkata apa-apa. Lalu aku melanjutkan untuk memasang selimut dan menutupinya ke seluruh tubuhku tak terkecuali wajahku.
Tak terasa matahari pun tersenyum dari arah timur yang menembus beningnya kaca jendela kamarku dan mulai menyentuh tubuh yang terasa lelah tak berdaya ini.
Aku pun segera bersiap dan setelah bersiap aku menuju dapur untuk sarapan, di tengah perjalanan menuju dapur aku teCingat sesuatu. “Kenapa Bunda nggak bangunin dan manggil aku ya,”
Setelah sampai di dapur, tepatnya di ruang makan aku melihat ayah, bunda lagi makan dan mereka melamun sepertinya pikiran mereka kosong. Tak seperti biasanya, mereka bersikap aneh seperti ini. “Bun, Ayah selamat pagi,” Mereka tetap melamun dan tidak menghiraukan kalimat sapaku.
Lalu aku pun duduk, mungkin saja ayah sama bunda lagi banyak pikiran sehingga mereka melamun. Setelah selesai makan aku berpamitan dan saat aku berpamitan, mereka tetap melamun. Lalu aku mulai kesal mengapa sih mereka bersikap seperti itu.
“Bunda, Ayah bisa gak sih kalian hargai aku, aku tanya ini kalian gak menghiraukan, tanya itu gak dihiraukan apa sih maksud kalian. Gak lucu,” ucapku dengan suara membentak. Aku pun langsung meninggalkan mereka dan menuju taksi yang sudah menjemputku.
MansionDomino Di dalam taksi aku masih memikirkan Bunda sama Ayah. “Kenapa sih, nggak kemaCin, pagi ini semuanya aneh. Tadi malam bibi menghilang tadi ayah bunda seperti terhipnotis ada apa sih?” Sesampainya di sekolah aku bertemu dengan Dewi.
Cerita Misteri Kelas Kosong Lengkap |
“Wif, sini deh,”
“Ada apa Silvi?”
“Semalem mati lampu gak sih, di rumah kamu?”
“Iya kenapa?”
“Tadi malem aku ngerasaain hal yang aneh,”
“Maksud kamu apa?”
“Iya pokoknya aneh tahu gak, nanti di kelas aku ceritain,”
Aku pun mulai bercerita dari cerita Bibi menghilang dan kedua orangtuaku yang seperti terhipnotis.
“Silvi, mungkin kamu itu cuma terbawa perasaan,”
“Perasaan kata kamu, aku tuh bener-bener ngalamin tahu gak,”
Lalu dari pintu terlihat Agus masuk. Aku langsung memanggilnya.
“Agus,”
“Iya Silvi ada apa?”
“Tadi malam kamu nelepon aku gak,”
“Enggak tadi malam kan mati lampu, dan hpku kehabisan baterai jadi hpku mati nggak mungkin kan aku nelepon kamu,”
“Tapi tadi malam kamu nelepon aku,”
“Enggak kok, mungkin itu Agus-Agus yang lain,”
“Gak mungkin Agus, aku yakin itu kamu tapi suaranya perempuan,”
“Kamu pasti salah, coba cek lagi. Ya udah aku taruh tasku dulu,”
Tak lama kemudian bel masuk pun berbunyi. Dan KBM pun dilaksanakan dengan baik dan lancar. Di tengah pembelajaran, perutku terasa kembung dan ingin buang air kecil. Aku pun segera izin kepada guru yang mengajar lalu aku segera menuju ke kamar kecil.
Ternyata kamar kecilnya semuanya penuh akhirnya aku menunggu salah satu kamar kecil yang menurutku bersih. “Hei yang di dalam cepetan dong, aku gak tahan nih.” sambil mengetuk pintu.
Dan ternyata pintunya gak terkunci, aku mencoba untuk membukanya untuk mengecek apa ada orangnya atau tidak. Pelan tapi pasti aku mencoba membukanya, dan ternyata Tak ada orang.
Jantungku mulai berdegup kencang dan bulu kudukku mulai berdiri. Dengan ketakutan aku pun masuk ke kamar kecil itu dan langsung pergi dengan berlari terbirit-birit.
Saat aku mau menuju kelas aku melihat bayangan di balik pepohonan di depan kelas kosong tepatnya di taman depan kelas, aku melihat dan aku pun melihat sesosok perempuan berpakaian seragam yang dipenuhi dengan darah dan bekas infusan di tangannya. Aku berteriak sehingga anak-anak yang di kelas pun ke luar.
“Ada apa Silvi kenapa kamu teriak?” tanya guru kelasku.
“Bu, tadi ada perempuan yang berlumuran darah serius,”
“Mana Silvi, Ibu tidak melihatnya sepertinya kamu berhalusinasi. Kamu banyak menonton film horror?”
“Enggak Bu, aku serius tadi memang ada. Dewi kamu percaya kan?”
“Maaf Kay, tapi memang gak ada, masa secepet itu hilangnya perempuan yang kamu lihat. Mungkin bener yang Ibu guru katakan kamu akhir-akhir ini banyak berhalusinasi,”
“Astaga kenapa gak ada yang percaya sih?”
“Ya sudah Silvi ayo masuk kita lanjutkan pembelajaran kita,” ucap ibu guruku.
Kami pun melanjutkan pembelajaran dan seusai itu kami pulang. Dan ternyata aku gak dijemput, “Apakah mereka masih melamun.” ucapku dalam hati dengan kesal. Dan akhirnya aku pulang naik taksi lagi. Beneran banyak hal aneh yang menimpaku hari ini. Sesampainya di rumah aku bertemu bibi.
“Bibi, apa bener tadi malam Bibi pergi ke toko pada saat mati lampu,”
“Iya non kenapa, tadi malam Bibi pergi ke toko dan pada saat sampai di toko mati lampu, akhirnya Bibi berdiam di sana sampai lampunya hidup. Maaf ya non Bibi gak nemenin non Silvi,”
“Terus yang bicara sama aku siapa,”
“Maksud non Silvi apa?”
“Sudahlah Bi, Silvi masuk aja ya,”
Aku pun masuk, dan saat aku di kamar lemariku terbuka sendiri, “Siapa? keluar kamu kenapa kamu selalu menggangguku, sudah tahu aku sendirian kenapa masih ganggu aku, ganggu yang lain saja yang rame, kenapa aku sih, aku salah apa sama kamu,” Aku merasa depresi dan stres karena itu semua.
Malam pun tiba kembali, entah apa yang akan terjadi malam ini. Aku mengambil air di kulkas dan menutupnya kembali dan aku mendengar suara klakson mobil bundaku. “Bunda, bunda datang aku harus ke depan,”
Aku membuka pintu untuk menyambut kedatangan bunda. Dengan tersenyum aku menatap pintu mobil aku berpikir bunda ke luar dari mobil dan aku akan mendapat senyuman, jarang loh aku mendapati bunda pulang lebih awal dari biasanya.
Saat aku tersenyum, senyummku berubah menjadi rasa takut karena yang ku lihat dari kaca mobil bukanlah bunda melainkan, perempuan seram di sekolah tadi. Dia menatapku dengan kepalanya yang sedikit dimiCingkan dan matanya melotot ke arahku dengan darah yang bertetesan dari kulit wajahnya.
Aku masuk dengan membanting pintu depan dan masuk. Aku langsung pergi ke kamar dan menutup wajahku dengan bantal dan setelah lama aku pun tertidur dengan posisi seperti itu sampai pagi.
Di paginya sama seperti kemaCin sikap bunda dan ayah tetap mereka seperti orang yang terhipnotis. Tapi aku tak lagi menghiraukan mereka, mungkin mereka sudah tak sayang lagi sama aku sehingga mereka hanya memikirkan pekerjaan dan tidak memikirkan aku.
Andai aku punya saudara selain bibi dan pak satpam. Tanpa berpamitan aku pun berangkat dan sesampainya di sekolah aku tidak berbicara sama sekali, aku masih kesal kenapa tidak ada orang yang percaya sih tentang sesosok perempuan yang ku lihat. Saat istirahat tiba aku tetep di kelas, meskipun Dewi mengajakku ke kantin aku tak mau.
Saat membaca novel di kelas, aku pikir Dewi yang duduk di sampingku, tapi saat aku ajak bicara dia tidak menjawab dan lama kelamaan aku mencium bau anyir dan tidak enak. “Bau kamu kok gak enak sih Wi, kamu gak mandi ya,” candaku.
Saat aku tidak mendengar balasan dari setiap pertanyaanku yang aku ajukan, aku merasa heran dan akhirnya aku menoleh. Saat menoleh yang ku tatap adalah sosok perempuan kemaCin yang aku lihat. Dia mentapku sambil tersenyum menakutkan. Aku bukannya lari malah menatapnya.
MansionDomino Bodoh sekali aku! Setelah aku tersadar aku langsung lari ke luar kelas dengan berteriak. Dan di luar kelas aku tidak melihat satu pun siswa semuanya sepi.
“Ke mana semuanya, kenapa aku sendirian keanehan apa lagi ini?”
Aku pun bersimpuh di depan kelas dengan menangis. Di tengah tangisan Aku Agus datang.
“Silvi kenapa kamu menangis?”
“Agus,” aku langsung berlari dan tanpa sadar aku langsung memeluknya.
“Kamu kenapa.. kemana yang lain?”
“Entah mereka menghilang Agus, aku pikir sudah tidak ada yang menginginkanku. Sehingga mereka pergi ninggalin aku. Aku ketakutan Agus, sosok perempuan itu selalu muncul. Aku cape,”
“Sudah Silvi, ayo kita pulang semuanya sepi. Aku akan mengantarmu,” ucap Agus.
“Makasih Agus,”
Sesampainya di rumah aku langsung ke kamar dan melamun di sana. Tak terasa aku melamun sampai jam menunjukkan pukul 4 sore. Aku langsung berganti pakaian dan bibi datang sambil membawa jus. Dan tak terasa aku tertidur sampai jam menunjukkan pukul 19.00.
Aku terbangun dan aku langsung pergi ke luar. Kenapa semuanya gelap, jangan-jangan mati lampu lagi. Astaga. Apa lagi yang akan terjadi. Aku mencari bibi dengan membawa lilin yang ada di kamarku, mungkin bibi yang menaruhnya. “Bi, Bibi di mana?” Tak ada sahutan dari Bibi.
Aku pun menyerah dan aku duduk di kursi. Dan sepertinya ada bayangan di belakangku yang terlihat melalui cahaya lilin. Aku menoleh ke belakang tapi tidak ada apa-apa. Aku pun mulai merasa ketakutan dan aku melihat bibi berjalan ke ruang tengah.
“Bibi,”
Tapi bibi berjalan dengan tidak berkedip dan memiCingkan kepala.
“Bibi, bibi kenapa, mau ke mana Bi?”
Aku menyentuh tubuh bibi, dan tiba-tiba bibi jatuh pingsan, “Bibi, Bibi kenapa bi kenapa Bibi pingsan Silvi sama siapa?”
Aku pun makin ketakutan dan menangis bersimpuh di sana. “Kenapa, kenapa ini terjadi, kenapa sosok itu selalu menggangguku?”
Saat aku menunduk dengan air mata yang terjatuh, mataku merasa silau dan saat aku mengangkat wajahku ada Bunda dan Ayah yang membawa kue dengan di atasnya lilin. Dan diikuti dengan teman-teman sekelasku dan ibu guru dan bibi juga ikut bangun dan semuanya tersenyum padaku.
“Bunda, Ayah,”
“Sayang,” ayah dan bunda langsung memelukku.
“Ada apa ini Bunda?”
“Ini adalah rencana Bunda dan semuanya agar kamu tidak kesepian,”
“Maksud Bunda?”
“Waktu itu Bunda melihat Dewi ke luar dari rumah dan Bunda bertanya Dewi ngapain, dan Dewi cerita semuanya sama bunda dan setelah itu bibi ke luar dan bertemu bunda dan bibi cerita bahwa Silvi melamun di kolam dengan berkata buat apa rumah mewah kalau keadaannya sepi benarkah sayang? lalu Bunda bikin rencana agar kamu tidak merasa kesepian dengan menghadirkan Dinda,”
“Jadi Dinda itu belum meninggal Bunda,”
“Sudah kalau yang asli, kalau yang palsu sih ada tuh,” menunjuk ke arah belakang tubuhku.
Aku pun menoleh dan benar kata Bunda itu adalah sosok yang menghantuiku akhir-akhir ini.
“Coba bunda ceritain dari awal kenapa Bunda bisa berhasil nakut-nakutin Silvi,”
“Begini Bunda bikin rencana sama temen-temen Silvi. Pada saat mati lampu itu memang sengaja bunda matiin listriknya coba kalau Silvi lebih pintar pasti Silvi lihat listriknya beneran mati atau dimatiin, lalu bibi datang dan menemui kamu dan pergi ke dapur untuk mengambil lilin sebenarnya bukan ngambil lilin tapi bibi sembunyi dan pada saat itu Ayah juga bantuin, Ayahmu rela cuti bekerja demi menyukseskan rencana ini. Dan Bunda suruh pak satpam untuk bilang bahwa Bibi lagi beli-beli di toko.
Lalu yang narik selimut kamu itu Bunda karena kamu mau melihat ke bawah ranjang dan Bibi kamu tahu dia dengan sembunyi-sembunyi mematikan lampu minyaknya agar kamu tidak melihat Bunda di bawah ranjangmu,”
“Lalu yang di sekolah itu rencana Bunda juga,”
“Iya Bunda bekerja sama dengan guru kamu sebelumnya. Yang di kamar mandi itu memang ada anaknya yaitu Cindy. Dan Cindy naik ke atas kamar mandi agar kamu tidak melihatnya. Lalu sosok itu adalah seorang anak perempuan ya temen kamu. Dia itu namanya Citra bunda suruh dia berpakaian ala Dinda yang meninggal itu.
Dan di mobil malam itu ya itu si Citra dan pada saat Dinda tiba-tiba muncul di samping kamu, pada saat Dewi ke luar Si Citra masuk dan duduk di samping kamu dengan membawa darah sapi di sakunya agar kamu berbau anyir, kata si Citra dia juga gak betah dengan baunya.
Lalu yang semua kelas sepi itu juga rencana bunda nyuruh mereka semua ada di gudang saat kamu ke luar nantinya. Silvi nangis, dan temen kamu Agus dia gak tega akhirnya dia nyempeCin kamu,”
“Bunda pinter banget sih nyusun rencana ini, sampai-sampai Silvi ketakutan,”
“Maafin Bunda ya sayang, Bunda gak punya waktu untuk nemenin Silvi sepulang sekolah,”
“Terus Bunda hari ini kan Silvi gak ulang tahun terus kenapa ada kue?”
“Ini buat Silvi dan teman-teman untuk dimakan bersama hari ini,”
“Benarkah bunda?”
“Iya sayang,”
Cerita Misteri Kelas Kosong Lengkap |
Bunda dan ayah pun memelukku, “Sayang maafin Ayah juga ya,”
“iya ayah,” ucapku
“Oh ya Bunda, yang kalian melamun itu kok bisa sih,”
“Bunda dan Ayah memang sengaja agar kamu gak bertanya sama Ayah dan Bunda tentang kejadian yang menimpa kamu, kamu kan tahu Bunda dan Ayah kalau berbohong itu terlihat,”
“Iya juga ya Bund, bodoh banget sih Silvi,” ucapku.
“Sudah-Sudah ayo kita makan kuenya sudah gak tahan nih,” ucap Dewi.
Kami pun makan bersama, dan Sejak saat itu aku tidak akan merasa kesepian lagi karena takut Dinda-dinda yang lain akan menemani aku dan mengganggu aku lagi. Hari itu adalah hari yang memiliki banyak makna di balik semuanya. Aku bisa tersadar bahwa aku harus mengerti dengan keadaan bunda dan Ayah.
Bunda dan Ayah juga sudah mengerti kalau mereka juga harus meluangkan waktunya untuk menemaniku. Hari itu kami saling memaafkan dan sejak saat itu hidupku serasa lebih bahagia daripada sebelumya Dan semuanya berjalan seperti biasanya tanpa ada sosok itu lagi.
SELESAI
Sekian pembahasan dari kami tentang Cerita Misteri Kelas Kosong Lengkap, semoga mengisi hari-hari mu yang menyeramkan dalam kejombloaan.
Terimakasih, selamat membaca.
MansionDomino